CL, I Love You !
Pukul 4 pagi terdengar suara adzan berkumandang, sambil membuka mata, kubuka jendela kamar agar bisa merasakan segarnya udara pagi hari. “Rid, Ridaa ayo bangun nak ..”, terdengar suara ayah mengetuk pintu kamarku untuk membangunkan tidurku. Yahh .. memang selalu seperti itu kebiasaanku, tidak mau bangkit dari tempat tidur kalau tidak ayahku yang membangunkan ..hehehehe
Rutinitas pagi hariku hampir sama setiap harinya, karena aku selalu melakukan hal yang sama, bangun tidur, mandi, sholat shubuh, ganti baju, menyapu rumah (ini kadang-kadang saja, hehe), sarapan pagi, lalu berangkat ke sekolah sedangkan kedua orang tuaku berangkat menuju kantor masing-masing.
Oh iya, perkenalkan namaku Farida Ayu Rokhimaningrum, anak Indonesia sekaligus anak tunggal dari orang tuaku dan harapan mereka satu-satunya. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, hal itu tidak berbeda jauh dengan diriku. Orang tuaku sangat selektif denganku, apalagi soal pendidikanku. Itu sebabnya sekarang aku jauh dari orang tua dan sanak saudara, yahh..tempat sekarang aku berpijak memang tak diragukan lagi performancenya dalam bidang pendidikan dengan lecturers yang berkualitas dan lingkungan sekitarnya yang sangat mendukung untuk belajar. London merupakan ibukota Negara Inggris, kotanya sangat bersih, indah dengan arsitektur yang sangat menawan dan elegan. Disini aku bersekolah di Royal Academy of Dramatic Art, dan aku berhasil menyelesaikan Bachelorku hanya dalam waktu tiga tahun saja. Hehehehe memang aku termasuk siswi yang lumayan pintar di sana.
Apabila mengingat- ingat tentang kota itu, aku jadi terbayang saat pertama kali aku nonton Music Classic Concert di Royal Albert Hall, London. Saat itu dengan lugunya aku sendirian datang ke konser musik klasik tersebut, tanpa tau secara jelas seluk-beluk kota London. “Good night Miss, the ticket please ..”, tiba-tiba petugas Royal Albert Hall membuyarkan lamunanku saat aku sedang asyik mengagumi indahnya gedung ini. Bangunan tinggi megah berbentuk bulat melingkar seperti Colloseum di Roma bedanya Royal Albert Hall ini mempunyai atap dan langit-langit yang indah, dengan hampir keseluruhan bangunan bercat coklat kemerahan, dan beraksitektur khas Eropa yang anggun dan klasik. “Ohh, this is my ticket Sir, could you show me where’s my seat?” aku bertanya kepada petugas dalam gedung itu. “Over there Miss, in the 3rd stair from here and the 15th seat.” Petugas yang aku tau bernama Mr. Potter dari nama dada yang ia kenakan menjawab dengan sangat ramah (beda sekali seperti saat aku masih berada di Indonesia -walaupun orang Indonesia terkenal sangat ramah di kancah internasional, namun tetap saja tidak semua bersikap seperti itu- , ketika itu satpam di sebuah mall dengan muka sepet menjawab saat aku bertanya dimana letak Papa Rons Pizza). “Okay, thank you Sir (: ” jawabku, lalu segera bergegas agar tidak ketinggalan acara pembukaan konser tersebut yang akan memainkan salah satu instrument music dari Mozart, salah seorang composer favoritku ... :D
Saat konser berlangsung datanglah seorang cowok jangkung tampaknya orang Asia namun blasteran (bisa terlihat dari wajahnya..dan rata-rata orang Asia memiliki tinggi semampai) namun cowok satu ini memiliki tinggi yang menjulang, kemudian dia duduk di seat 14th tepat disebelahku. “Hi, I’m Bryan Mohamed Wolfgang, nice to meet you..” cowok blasteran itu mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya. Kusambut uluran tangannya “Ohh hi Bryan, I’m Farida Ayu Rokhimaningrum, nice to meet you too” sapaku, dan aku dengar dia berguman sepertinya berusaha mengeja namaku. Aku tau orang asing memang sedikit susah untuk menyebut nama orang Asia. “Anyway, you can call me Rida, that’s sounds better..lol” kataku, lalu kami berdua tertawa kencang just because I can read his mind and I knew his problem without his explanation…hehehehe [: dan lewat dialog konyol itupun kami akhirnya larut dalam pembicaraan dan aku merasa tidak sendiri lagi berada dalam ruangan yang sebesar ini.
Sepulang dari Music Classic Concert tersebut, Bryan meminta nomer hape aku, dia berkata ingin mengajak hang out bareng kalau dia ada waktu, dan akupun menyetujuinya. Dua hari kemudian, tepat malam minggu, atau remaja London biasa menyebutnya Satnite (Saturday Night) tiba-tiba handphone-ku menyanyikan lagu Everything-nya Lifehouse tanda ada text message masuk, dan ternyata dari Bryan -cowok blasteran yang ketemu di Music Classic Concert di Royal Albert Hall- isinya …
Hi, Rida. Do you have any plans to go out tonight? (:
Bryan
Akupun segera membalasnya,
Nope, why Bryan?
Satu menit kemudian datang sms balasan,
I’ve two tickets of Newmoon movie at 06.00pm tonight, would you mind to coming with me? ;)
waahhhhh~
seneng banget gueee .. “mom anakmu sudah dewasa!!!” teriakku dalam hati ..hehehe
mimpi apaaa yaa gue, diajak ngedate gini sama bule ganteng :} .
Segera saja aku balas sms darinya,
Are you sure Bryan? If yes .. I would then :).
Bryan membalas smsku,
I’m glad you can come with me :), and of course I’m sure about it .. I will pick you up on 05.00pm girl *wink* ;).
Aku menjawab lagi,
I’ll be ready ! (: see you tonight then ..
Sejak saat itu kami sering telpon-telponan, smsan, dan ketemuan. Dari ngedate pertama, kedua, ketiga ..kami mulai merasa kalau terdapat banyak kecocokan dan kesamaan diantara kami, oleh karenanya kami memutuskan untuk menjalaninya bersama-sama.
Hari ini adalah pertama kali aku pergi ke rumah Bryan. Aku sangat gugup dan takut kalau-kalau kedatanganku nanti tidak diterima oleh keluarganya, oleh karena itu aku memutuskan untuk membeli beberapa macam makanan, dan hadiah-hadiah yang aku tahu tak seberapa nilainya. Tinnn tiiiinnn …Tiba-tiba klakson terdengar di depan apartemenku yang sesaat sebelumnya diikuti oleh bunyi mesin mobil dan derit ban yang mencicit. Kemudian muncullah sosok pria yang sangat aku cintai. Bryan datang menjemputku, karena jarak antara London – Carlisle cukup jauh. London berada di southeastern England sedangkan kota Carlisle berada di northern England. Ia tinggal di Carlisle (northern England), bersama orang tuanya, ayahnya Mr. Gareth Mohamed Wolfgang adalah orang Inggris asli dan bekerja sebagai pengusaha pastry and bakery bersama ibunya Mrs. Annie Fatimah Wolfgang yang berkewarganegaraan Singapura. Mereka mempunyai toko roti di daerah Carlisle. Bryan mempunyai seorang adik perempuan yang cute and nice, namanya Candice Aisha Wolfgang. Keluarganya sangat ramah dan baik terhadapku (ternyata dugaanku salah selama ini), walaupun aku adalah “orang asing” disana.
Menurut pengamatanku selama ini, Bryan orangnya baik, ramah, sabar, dewasa, dan pandai bergaul.
5 years later ..… I’m exactly 25 years old and time flies so fast !
Hari-hari berlalu sangat cepat, sampai akhirnya kamipun memutuskan untuk mengakhiri semuanya dalam ikatan pernikahan yang sakral. Sebulan yang lalu, Bryan dan orang tuanya datang ke Indonesia untuk melamarku. Orang tuaku menyetujuinya, karena mereka meminta diriku dengan sangat sopan, dan bertanggung jawab. Hal lain yang membuat niat keluargaku untuk menyetujuinya semakin besar adalah bahwa Bryan sudah mapan, kami seiman, dan dia sangat sopan, serta pandai untuk mengambil hati kedua orang tuaku (walaupun dia tidak bisa berbahasa Indonesia).
Memasuki bulan Maret udara sangat bersahabat di kota Carlisle. Langit-langitnya cerah berwarna biru laut dan berhias awan-awan yang putih bersih, serta angin sepoi-sepoi khas musim semi. Bau rumput yang segar dan wangi bunga-bunga bermekaran banyak tercium di hampir sudut kota Carlisle. Hari ini sungguh indah, kicauan burung-burung menghiasi taman yang kaya akan bunga-bunga bermekaran, dan hal yang membuat hari ini sangat spesial dalam sejarah hidupku adalah kami memutuskan untuk menikah disini, karena kami menginginkan pesta pernikahan yang sederhana saja namun sarat akan makna kesakralan, maka kami mengadakan Garden Wedding Party di rumah orang tua Bryan di Carlisle. “Hari ini aku menikah dengan Bryan, pria yang sangat mencintai aku dan sangat aku cintai !”, batinku dalam hati. Bryan terlihat sangat gagah dan ganteng dalam balutan tuxedo hitam, sedangkan aku terlihat sangat cantik dan menawan mengenakan kebaya warna hijau muda (pakaian adat Jawa) khas orang Indonesia. Senang sekali rasanya melihat rona gembira di wajah mereka semua saat menyaksikan kami mengikat janji setia dalam ijab qobul walaupun aku tahu Bryan sangat gugup namun dia dapat mengucapkannya dengan lancar, dan tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi saat Bryan selesai mengucapkan ijab qobul, lalu dia bergerak untuk mencium keningku. Aku melihat mamiku dan juga mommy-nya Bryan berlinang air mata. Akupun merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia karena bisa menjadi pendamping hidupnya untuk selama-lamanya.
Alhamdulillah Ya Allah... Semoga keluarga kami selalu mawadah dan warahmah … aminnnn .. [:
Rutinitas pagi hariku hampir sama setiap harinya, karena aku selalu melakukan hal yang sama, bangun tidur, mandi, sholat shubuh, ganti baju, menyapu rumah (ini kadang-kadang saja, hehe), sarapan pagi, lalu berangkat ke sekolah sedangkan kedua orang tuaku berangkat menuju kantor masing-masing.
Oh iya, perkenalkan namaku Farida Ayu Rokhimaningrum, anak Indonesia sekaligus anak tunggal dari orang tuaku dan harapan mereka satu-satunya. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, hal itu tidak berbeda jauh dengan diriku. Orang tuaku sangat selektif denganku, apalagi soal pendidikanku. Itu sebabnya sekarang aku jauh dari orang tua dan sanak saudara, yahh..tempat sekarang aku berpijak memang tak diragukan lagi performancenya dalam bidang pendidikan dengan lecturers yang berkualitas dan lingkungan sekitarnya yang sangat mendukung untuk belajar. London merupakan ibukota Negara Inggris, kotanya sangat bersih, indah dengan arsitektur yang sangat menawan dan elegan. Disini aku bersekolah di Royal Academy of Dramatic Art, dan aku berhasil menyelesaikan Bachelorku hanya dalam waktu tiga tahun saja. Hehehehe memang aku termasuk siswi yang lumayan pintar di sana.
@@@
Apabila mengingat- ingat tentang kota itu, aku jadi terbayang saat pertama kali aku nonton Music Classic Concert di Royal Albert Hall, London. Saat itu dengan lugunya aku sendirian datang ke konser musik klasik tersebut, tanpa tau secara jelas seluk-beluk kota London. “Good night Miss, the ticket please ..”, tiba-tiba petugas Royal Albert Hall membuyarkan lamunanku saat aku sedang asyik mengagumi indahnya gedung ini. Bangunan tinggi megah berbentuk bulat melingkar seperti Colloseum di Roma bedanya Royal Albert Hall ini mempunyai atap dan langit-langit yang indah, dengan hampir keseluruhan bangunan bercat coklat kemerahan, dan beraksitektur khas Eropa yang anggun dan klasik. “Ohh, this is my ticket Sir, could you show me where’s my seat?” aku bertanya kepada petugas dalam gedung itu. “Over there Miss, in the 3rd stair from here and the 15th seat.” Petugas yang aku tau bernama Mr. Potter dari nama dada yang ia kenakan menjawab dengan sangat ramah (beda sekali seperti saat aku masih berada di Indonesia -walaupun orang Indonesia terkenal sangat ramah di kancah internasional, namun tetap saja tidak semua bersikap seperti itu- , ketika itu satpam di sebuah mall dengan muka sepet menjawab saat aku bertanya dimana letak Papa Rons Pizza). “Okay, thank you Sir (: ” jawabku, lalu segera bergegas agar tidak ketinggalan acara pembukaan konser tersebut yang akan memainkan salah satu instrument music dari Mozart, salah seorang composer favoritku ... :D
Saat konser berlangsung datanglah seorang cowok jangkung tampaknya orang Asia namun blasteran (bisa terlihat dari wajahnya..dan rata-rata orang Asia memiliki tinggi semampai) namun cowok satu ini memiliki tinggi yang menjulang, kemudian dia duduk di seat 14th tepat disebelahku. “Hi, I’m Bryan Mohamed Wolfgang, nice to meet you..” cowok blasteran itu mengulurkan tangannya memperkenalkan dirinya. Kusambut uluran tangannya “Ohh hi Bryan, I’m Farida Ayu Rokhimaningrum, nice to meet you too” sapaku, dan aku dengar dia berguman sepertinya berusaha mengeja namaku. Aku tau orang asing memang sedikit susah untuk menyebut nama orang Asia. “Anyway, you can call me Rida, that’s sounds better..lol” kataku, lalu kami berdua tertawa kencang just because I can read his mind and I knew his problem without his explanation…hehehehe [: dan lewat dialog konyol itupun kami akhirnya larut dalam pembicaraan dan aku merasa tidak sendiri lagi berada dalam ruangan yang sebesar ini.
@@@
Sepulang dari Music Classic Concert tersebut, Bryan meminta nomer hape aku, dia berkata ingin mengajak hang out bareng kalau dia ada waktu, dan akupun menyetujuinya. Dua hari kemudian, tepat malam minggu, atau remaja London biasa menyebutnya Satnite (Saturday Night) tiba-tiba handphone-ku menyanyikan lagu Everything-nya Lifehouse tanda ada text message masuk, dan ternyata dari Bryan -cowok blasteran yang ketemu di Music Classic Concert di Royal Albert Hall- isinya …
Hi, Rida. Do you have any plans to go out tonight? (:
Bryan
Akupun segera membalasnya,
Nope, why Bryan?
Satu menit kemudian datang sms balasan,
I’ve two tickets of Newmoon movie at 06.00pm tonight, would you mind to coming with me? ;)
waahhhhh~
seneng banget gueee .. “mom anakmu sudah dewasa!!!” teriakku dalam hati ..hehehe
mimpi apaaa yaa gue, diajak ngedate gini sama bule ganteng :} .
Segera saja aku balas sms darinya,
Are you sure Bryan? If yes .. I would then :).
Bryan membalas smsku,
I’m glad you can come with me :), and of course I’m sure about it .. I will pick you up on 05.00pm girl *wink* ;).
Aku menjawab lagi,
I’ll be ready ! (: see you tonight then ..
Sejak saat itu kami sering telpon-telponan, smsan, dan ketemuan. Dari ngedate pertama, kedua, ketiga ..kami mulai merasa kalau terdapat banyak kecocokan dan kesamaan diantara kami, oleh karenanya kami memutuskan untuk menjalaninya bersama-sama.
@@@
Hari ini adalah pertama kali aku pergi ke rumah Bryan. Aku sangat gugup dan takut kalau-kalau kedatanganku nanti tidak diterima oleh keluarganya, oleh karena itu aku memutuskan untuk membeli beberapa macam makanan, dan hadiah-hadiah yang aku tahu tak seberapa nilainya. Tinnn tiiiinnn …Tiba-tiba klakson terdengar di depan apartemenku yang sesaat sebelumnya diikuti oleh bunyi mesin mobil dan derit ban yang mencicit. Kemudian muncullah sosok pria yang sangat aku cintai. Bryan datang menjemputku, karena jarak antara London – Carlisle cukup jauh. London berada di southeastern England sedangkan kota Carlisle berada di northern England. Ia tinggal di Carlisle (northern England), bersama orang tuanya, ayahnya Mr. Gareth Mohamed Wolfgang adalah orang Inggris asli dan bekerja sebagai pengusaha pastry and bakery bersama ibunya Mrs. Annie Fatimah Wolfgang yang berkewarganegaraan Singapura. Mereka mempunyai toko roti di daerah Carlisle. Bryan mempunyai seorang adik perempuan yang cute and nice, namanya Candice Aisha Wolfgang. Keluarganya sangat ramah dan baik terhadapku (ternyata dugaanku salah selama ini), walaupun aku adalah “orang asing” disana.
@@@
Menurut pengamatanku selama ini, Bryan orangnya baik, ramah, sabar, dewasa, dan pandai bergaul.
5 years later ..… I’m exactly 25 years old and time flies so fast !
Hari-hari berlalu sangat cepat, sampai akhirnya kamipun memutuskan untuk mengakhiri semuanya dalam ikatan pernikahan yang sakral. Sebulan yang lalu, Bryan dan orang tuanya datang ke Indonesia untuk melamarku. Orang tuaku menyetujuinya, karena mereka meminta diriku dengan sangat sopan, dan bertanggung jawab. Hal lain yang membuat niat keluargaku untuk menyetujuinya semakin besar adalah bahwa Bryan sudah mapan, kami seiman, dan dia sangat sopan, serta pandai untuk mengambil hati kedua orang tuaku (walaupun dia tidak bisa berbahasa Indonesia).
@@@
Memasuki bulan Maret udara sangat bersahabat di kota Carlisle. Langit-langitnya cerah berwarna biru laut dan berhias awan-awan yang putih bersih, serta angin sepoi-sepoi khas musim semi. Bau rumput yang segar dan wangi bunga-bunga bermekaran banyak tercium di hampir sudut kota Carlisle. Hari ini sungguh indah, kicauan burung-burung menghiasi taman yang kaya akan bunga-bunga bermekaran, dan hal yang membuat hari ini sangat spesial dalam sejarah hidupku adalah kami memutuskan untuk menikah disini, karena kami menginginkan pesta pernikahan yang sederhana saja namun sarat akan makna kesakralan, maka kami mengadakan Garden Wedding Party di rumah orang tua Bryan di Carlisle. “Hari ini aku menikah dengan Bryan, pria yang sangat mencintai aku dan sangat aku cintai !”, batinku dalam hati. Bryan terlihat sangat gagah dan ganteng dalam balutan tuxedo hitam, sedangkan aku terlihat sangat cantik dan menawan mengenakan kebaya warna hijau muda (pakaian adat Jawa) khas orang Indonesia. Senang sekali rasanya melihat rona gembira di wajah mereka semua saat menyaksikan kami mengikat janji setia dalam ijab qobul walaupun aku tahu Bryan sangat gugup namun dia dapat mengucapkannya dengan lancar, dan tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi saat Bryan selesai mengucapkan ijab qobul, lalu dia bergerak untuk mencium keningku. Aku melihat mamiku dan juga mommy-nya Bryan berlinang air mata. Akupun merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia karena bisa menjadi pendamping hidupnya untuk selama-lamanya.
Alhamdulillah Ya Allah... Semoga keluarga kami selalu mawadah dan warahmah … aminnnn .. [:
No comments:
Post a Comment